ANALISIS
MANAJEMEN SECARAN UMUM
MAKSUD
DAN TUJUAN
Analisis
manajemen secara umum yang dilakukan oleh auditor dimaksudkan untuk menilai
efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen dalam mengelola sumber daya
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Fungsi manajemen dalam suatu perusahaan,
merupakan unsur kunci dalam seluruh aspek kehidupan perusahaan yang dipimpinnya.
Berhasil atau tidaknya perusahaan mencapai tujuannya dalam berbagai bentuk dan
manifestasinya ditentukan oleh kinerja mereka. Sebaliknya kegagalan dan
kekurangberhasilan perusahaan mencapai tujuannya dan berbagai sasarannya harus
dilihat sebagai kegagalan kelompok manajemen atau manajemen puncak untuk
menampilkan kinerja yang memuaskan yang menuntut pertanggungjawaban. Dari sudut
pandang itu maka analisis manajemen secara umum diperlukan untuk mengukur kinerja
manajemen. Dalam menganalisis fungsi manajemen secara umum auditor akan menilai
efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen secara umum dalam perencanaan
strategik dan anggaran, pengorganisasian, mengukur kinerja manajemen serta
menilai kemampuan manajemen dalam mengkomunikasikan tujuan dan hasil perusahaan
baik kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan.
PENDEKATAN
YANG DILAKUKAN
Beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan oleh auditor dalam rangka analisis
fungsi personalia dalam perusahaan adalah antara lain :
a.
Pendekatan Perbandingan (Comparative approach)
Pendekatan
ini dilakukan dengan cara membandingkan data dan kondisi-kondisi yang ada dalam
perusahaan dengan data lain yang relevan. Pendekatan ini dilakukan dengan
membandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis yang dipandang meraih
keberhasilan.
b.
Pendekatan Otorisasi Pihal Luar (Outside authority approach)
Auditor
dapat mempercayakan pada konsultan ahli atau temuan penelitian sejenis yang
dipublikasikan sebagai standar terhadap kinerja manejerial yang di analisis
untuk memperkirakan penyebab masalah yang dihadapi.
c.
Pendekatan Statistik (Statistical approach)
Dari
data statistik, auditor membuat standar statistik yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuannya. Data tersebut antara lain
pencapaian sasaran penjualan dan laba, pertumbuhan perusahaan dan lain-lain
untuk beberapa periode.
d.
Pendekatan Ketaatan (Compliance approach)
Auditor
harus mencari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh fungsi manajemen
terhadap ketentuan perundang-undangan maupun anggaran dasar dan tujuan
perusahaan. Bila terdapat penyimpangan dari ketentuan-ketentuan diatas, maka
harus juga dipelajari penyebab atau alasan terjadinya penyimpangan tersebut.
e.
Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management by
Objective Approach)
Auditor
dapat membandingkan hasil-hasil aktual pada kinerja manajemen dengan tujuan
yang telah ditetapkan untuk menemukan area pelaksanaan yang tidak memadai.
Sesuai
dengan pendekatan yang di gunakan dalam analisis, auditor harus mengumpulkan
data mengenai fungsi manajemen dalam perusahaan. Beberapa teknik pengumpulan
data adalah sebagai berikut :
1.
Wawancara (interview). Wawancara dengan para manajemen puncak merupakan salah
satu sumber informasi yang baik bagi aktivitas manajerial perusahaan.
2.
Kuesioner dan survai (questionnaire and Survey). Melalui survai terhadap manajemen
puncak dan manajemen tingkat menengah, dapat diperoleh gambaran yang lebih
jelas mengenai pelaksanaan fungsi manajerial dalam perusahaan.
3.
Analisis catatan (Record analysis). Review terhadap catatan dan dokumen
diperlukan dalam rangka memastikan bahwa semua keputusan telah didasarkan pada
prosedur yang telah ditetapkan.
UNSUR-UNSUR
YANG DIANALISIS
A.
Perencanaan Strategik dan Penyusunan Anggaran
Perencanaan
strategik merupakan unsur manajemen yang penting dalam analisis manajemen
secara umum yang harus dilakukan oleh auditor. Auditor harus memperoleh
keyakinan bahwa proses perencanaan strategik dan penyusunan anggaran telah
dilaksanakan dengan baik dengan mempertimbangkan tujuan , sasaran dan sumber
daya yangdimiliki perusahaan. Pentingnya fungsi perencanaan sangat besar bila
di lihat bahwa suatu rencana sebagai hasil perencanaan merupakan dasar
mengambil langkah-langkah selanjutnya dalam menjalankan roda perusahaan.
1.
Pendekatan dalam Membuat Perencanaan.
Proses
pembuatan suatu rencana dapat dilakukan dengan beberapa alternatif pendekatan.
Berikut adalah empat macam pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan :
a.
Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down), perencanaan oleh pimpinan perusahaan,
bagian-bagian yang ada dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah
direncanakan.
b.
Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up), pimpinan puncak memberikan gambaran situasi
dan kondisi yang dihadapi perusahaan termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran
dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Langkah selanjutnya memberikan
kewenangan kepada manajemen di tingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan.
c.
Pendekatan Campuran, pimpinan perusahaan memberikan petunjuk perencanaan
organisasi secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada
unit perusahaan dibawahnya dengan mematuhi aturan yang ada.
d.
Pendekatan Kelompok, perencanaan dibuat oleh sekelompok tenaga ahli dalam
perusahaan, misalnya dibentuk biro khusus seperti Biro Perencanaan.
2.
Fungsi Perencanaan
a.
Penerjemah kebijakan umum, di mana perencanaan akan menerjemahkan secara lebih
konkret, jelas, komprehensif dan bertahap melalui proses perencanaan.
b.
Berupa perkiraan yang bersifat ramalan, apa yang akan terjadi dimasa depan
harus diramalkan dengan analisis ilmiah serta berdasarkan fakta dan data masa lalu
dan masa sekarang.
c.
Berfungsi ekonomi, karena kemampuan sumber daya yang tersedia terbatas, maka
penggunaan sumber daya itu hendaknya direncanakan melalui perhitungan yang
matang agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
d.
Memastikan suatu kegiatan, karena dengan adanya rencana yang jelas, setiap
orang dalam perusahaan akan bekerja dengan penuh kepastian.
e.
Alat koordinasi, dimana agar koordinasi dapat berjalan lancar maka salah satu
alat yang dapat membantu kegiatan ini adalah perencanaan. Dengan perencanan ini
setiap orang dalam perusahaan mengetahui tugas dan tanggung jawab
masing-masing, bagaimana kaitan satu pekerjaan dengan pekerjaan lain, kapan dan
bagaimana suatu pekerjaan dikerjakan dan seterusnya sehingga masing-masing
kegiatan dalam perusahaan terjalin dalam kesatuan atau keterpaduan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
f.
Alat atau Sarana Pengawasan, yaitu untuk mengukur apakah suatu realisasi kerja
telah sesuai atau belum, maka rencana dapat di pakai sebagai tolok ukur dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian.
3.
Macam-macam Perencanaan
Proses
perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana dapat dilihat dari beberapa sisi
penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari
sisi tingkatan manajemen, yaitu dari sisi strategis dan operasional.
Penjelasannya disajikan sebagai berikut :
a.
Sisi Jangka Waktu, ada tiga bentuk perencanaan :
1.
Perencanaan Jangka Panjang (lebih dari 5 tahun), rencana masih berbentuk
garis-garis besar yang bersifat sangat strategis dan umum. Perencanaan ini
tidak dapat langsung dipakai sebagai pedoman kerja, sehingga perlu dijabarkan
dalam bentuk perencanaan jangka menengah.
2.
Perencanaan Jangka Menengah (1-5 tahun), dimana perencanaan jangka panjang akan
dipecah-pecah menjadi beberapa kali pelaksanaan perencanaan jangka menengah,
sehingga setiap tahap hendaknya disesuaikan dengan prioritas.
3.
Perencanaan Jangka Pendek (satu tahun atau kurang), dimana perencanaan ini
lebih konkret dan lebih rinci, lebih terukur dan lebih jelas sasarannya,
termasuk dalam hal penggunaan sumber daya, metode pelaksanaan serta
waktuperiode waktu pelaksanaannya.
b.
Sisi Tingkatan Manajemen,
1.
Perencanaan Strategis, yaitu perencanaan yang lebih terfokus pada bagaimana
manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
2.
Perencanaan Operasional, yaitu perencanaan yang berfungsi untuk memperjelas
makna suatu strategi utama dengan mengidentifikasi rincian yang sifatnya
spesifik dan berjangka pendek, yang memiliki program-program kerja yang diimplementasikan
dalam bentuk kegiatan usaha sehari-hari.
4.
Anggaran
Anggaran
adalah rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan
dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk periode
tertentu dimasa yang akan datang (umumnya untuk periode satu tahun). Anggaran
sering disebut pula sebagai rencana keuangan. Didalam anggaran, satuan kegiatan
dan satuan uang menempati posisi penting karena segala kegiatan akan
dikuantitatifkan dalam bentuk uang. Manfaat anggaran bagi perusahaan antara
lain :
- Membuktikan adanya perencanaan perusahaan yang terpadu
- Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan
- Alat koordinasi kerja
- Alat pengawasan kerja
- Alat evaluasi kegiatan perusahaan
Dengan
semua manfaat ini diharapkan anggaran dapat membantu manajemen melaksanakan dan
mengendalikan operasi perusahaan. Akan tetapi hendaknya dalam penyusunannya
anggaran bersifat realistis, fleksibel dan dipantau secara kontinyu agar
kegunaanya dapat optimal. Beberapa anggaran yang umumnya ada dalam suatu
perusahaan (manufaktur) antara lain :
1.
Anggaran penjualan dan pendapatan
2.
Anggaran produksi
3.
Anggaran pemakaian bahan baku langsung
4.
Anggaran pembelian bahan baku langsung
5.
Anggaran tenaga kerja langsung pabrik
6.
Anggaran overhead pabrik
7.
Anggaran persediaan akhir
8.
Anggaran harga pokok penjualan
9.
Anggaran biaya riset
10.
Anggaran biaya pemasaran
11.
Anggaran biaya distribusi
12.
Anggaran biaya pelayanan konsumen
13.
Anggaran biaya Administrasi
B.
Pengorganisasian
Auditor
selanjutnya akan menganalisis mengenai pengorganisasian oleh manajemen, dimana
untuk fungsi ini maka manajemen akan menentukan tugas dan kewajiban setiap
fungsi dalam perusahaan. Untuk itu auditor akan menetukan apakah
langkah-langkah dalam perorganisasian telah dilakukan, bagaimana azas
organisasi yang hendak dipilih, bagaimana struktur organisasi yang dirancang
dan apakah susunan organisasi perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan yang
harus dicapai.
1. Langkah Pengorganisasian
Secara
garis besar langkah-langkah dalam melakukan proses pengorganisasian mulai dari
merencanakan, melaksanakan dan memantau kerja organisasi perusahaan secara
garis besar dipaparkan berikut ini:
a.
Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan perusahaan agar sesuai dengan
misi dan visinya.
b.
Membagi beban kerja kedalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang
c.
Mengkombinasikan pekerjaan karyawan perusahaan dengan cara yang logis dan
efisien
d.
Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan karyawan perusahaan
dalam suatu kesatuan yang harmonis
e.
Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektifitas
2. Asas Organisasi
Asas-asas
organisasi merupakan berbagai pedoman yang secara maksimal hendaknya
dilaksanakan agar diperoleh suatu struktur organisasi yang baik dan kativitas
organisasi dapat berjalan dengan baik. Rincian asas organisasi adalah :
a.
Perumusan tujuan perusahaan. Jika rumusan tujuan utama perusahaan didirikan
telah dibuat dengan jelas ini akan mempermudah:
- Penetapan haluan perusahaan
- Pemilihan bentuk organisasi perusahaan
- Pembentukan struktur organisasi perusahaan
- Kebutuhan para pejabat
- Penyumbangan pengalaman, kecakapan, kreativitas dan lain-lain
b.
Departemenisasi, merupakan aktivitas menyusun satuan-satuan atau unit-unit
organisasi yang diperlukan dalam rangka melaksanakan fungsi yang ada. Hal-utama
yang perlu diperhatikan yaitu :
- Jumlah unit organisasi yang dibuat hendaknya sesuai dengan kebutuhan
- Perluasan aktivitas hendaknya ditampung dulu pada unit organisasi yang sudah ada sehingga tidak tergese-gesa membentuk unit yang baru.
- Nama satuan organisasi hendaknya tertib sehingga dapat diketahui fungsinya melalui nama itu
c.
Pembagian Kerja. Asas ini dikaitkan dengan pejabat yang akan menempati jabatan
dalam satuan atau unit perusahaan agar roda perusahaan dapat berjalan dengan
baik. Dalam melakukan pembagian kerja yang harus diperhatikan adalah :
- Tiap unit organisasi harus mempunyai rincian aktivitas yang jelas
- Pejabat dari pucuk pimpinan sampai pejabat yang berkedudukan paling bawah harus mempunyai tugas yang jelas
- Variasi tugas bagi seseorang pejabat hendaknya yang sejenis atau yang erat hubungannya
- Beban tugas setiap pejabat hendaknya merata atau adil
- Penempatan pejabat hendaknya dilaksanakan secara tepat
- Penambahan atau pengurangan pejabat harus berdasarkan volume kerja
- Apembagian kerja para pejabat dalam unit atau satuan organisasi jangan sampai timbul nepotisme
d.
Koordinasi. Asas ini menyatakan bahwa suatu organisasi harus memiliki
keselarasan aktivitas diantara satuan unit atau organisasi atau diantara
pejabatnya. Dengan keselarasan ini dapat dihindari terjadinya konflik, rebutan
sumber atau fasilitas, kekembaran pekerjaan, kekosongan pekerjaan dan merasa
lepas satu sama lain. Disamping itu koordinasi dapat lebih menjamin kesatuan
sikap, tindakan, kebijakan dan implementasi.
e.
Pelimpahan Wewenang, merupakan penyerahan sebagian hak untuk mengambil
keputusan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab tetap dapat
dilaksanakan dengan baik oleh seorang pejabat ke pejabat yang lain. Ahl ini
dapat terjadi karena seorang atasan tidak mungkin memimpin bawahan dengan
jumlah terlalu banyak karena kemampuan seseorang terbatas. Manfaat pelimpahan
wewenang:
- Pimpinan dapat melakukan pekerjaan yang pokok-pokok saja.
- Tiap tugas dapat dikerjakan pada tingkat yang tepat
- Keputusan-keputusan dapat dibuat dengan lebih tepat
- Meningkatkan inisiatif dan rasa tanggung jawab
- Mengurangi sikap selalu menunggu perintah
- Pelayanan terus dapat dilaksanakan walaupun pejabat yang berwenang berhalangan
f.
Rentang kendali, merupakan jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat
dipimpin dengan baik olehseorang atasan, sedangkan bawahan langsung merupakan
sejumlah pejabat yang langsung berkedudukan dibawah seorang atasan tertentu.
g.
Jenjang organisasi, merupakan tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya
terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya serta
fungsisatuan organisasi. Pejabat yang berkedudukan pada tingkat yang lebih
tinggi mengawasi para pejabat tingkat yang lebih tinggi mengawasi para pejabat
pada tingkat dibawahnya, sehingga hubungan-hubungan yang dilakukan antara
pejabat hendaknya selalu melewati tingkat-tingkat yang telah ditentukan itu.
h.
Kesatuan perintah. Asas ini menyatakan bahwa tiap-tiap pejabat dalam organisasi
hendaknya hanya mendapat perintah dan tanggung jawab kepada seorang atasan
tertentu. Organisasi yang tidak memiliki kesatuan perintah akan menimbulkan
kebinngungan, keraguan dari para bawahan.
i.
Fleksibilitas. Asas ini menyatakan bahwa struktur organisasi hendaknya mudah
diubah untuk disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa
mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan. Perubahan-perubahan dapat
terjadi karena pengaruh luar organisasi dan atau pengaruh dalam organisasi.
- Struktur Organisasi
Struktur
organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan
posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas
kerja, serta memperhatikan hubungnan fungsi dan aktifitas tersebut sampai
batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memeperlihatkan tingkat
spesialisasi aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menjelaskan hirarki
dan susunan kewenangan,serta hubungan pelaporan siapa melapor kepada siapa.
Dengan adanya struktur organisasi stabilitas dan komunitas organisasi tetap
bertahan. Seseorang yang mewakili perusahaan akan menyusun Bentuk OrganisasiDi
dalam organisasi dikenal beberapa bentuk organisasi atau lebih tepat disebut
struktur organisasi, yaitu
- Organisasi Garis. Bentuk organisasi ini merupakan bentuk yang paling sederhana.
- Organisasi Fungsional. Ciri struktur organisasi ini adalah bahwa setiap atasan mempunyai wewenang untuk memberikan perintah kepada setiap bawahan yang ada sepanjang perintah itu masih ada hubungannya dengan fungsi yang dimiliki atasan. Dalam praktek, struktur organisasi ini kadang-kadang menimbulkan kerancuan bagi bawahan dalam menjalankan perintah.
- Organisasi Garis dan Staf. Jika suatu organisasi telah berkembang semakin besar, mungkin sekali akan timbul berbagai kesulitan bagi seorang pemimpin untuk mengambil keputusan, sehingga ia merasa perlu meminta bantuan kepada orang lain yang merasa lebih mampu. Oleh sebab itu, dibentuklah staf penasihat yang merupakan kumpulan orang-orang yang ahli dalam bidang-bidang tertentu. Didalam organisasi yang begitu kompleks, pimpinan biasanya mendelegasikan wewenang kepada para staf sesuai dengan bidang masing-masing untuk memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan atas nama pimpinan.
- Organisasi Gabungan. Bentuk organisasi gabungan ini pada dasarnya merupakan bentuk dari kombinasi struktur organisasi yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga bentuk strukturnya dapat berupa gabungan dari bentuk organisasi garis dan staf, garis dan fungsional, fungsional dan staf atau kombinasi dari ketiganya. Mengenai kebaikan dan kelemahan bentuk organisasi campuran atau gabungan ini akan mengikuti kebaikan dan kelemahan organisasi-organisasi yang dibawa dalam rangka penggabungan tersebut.
- Organisasi Matriks. Secara nyata dapat terlihat bahwa dalam menangani suatu proyek yang cukup besar dengan permasalahannya yang sangat komplek, diperlukan upaya penyelesaian yang tepat, baik titinjau dari segi waktu, tenaga, maupun biaya yang dibutuhkan. Karena struktur organiasasi yang telah disebutkan sebelumnya dianggap tidak dapat menyelesaikan berbagai masalah tersebut, maka dibentuklah suatu organisasi matriks ini, yang pada dasarnya mempunyai tujuan memadukan berbagai bentuk struktur organisasi yang telah ada serta unsur personalia yang ada dalam organisasi dengan berbagai spesialisasinya guna menyelesaikan suatu proyek atau pekerjaan. Dalam organisasi matriks, seseorang bawahan mempunnyai lebih dari satu, misalnya dua orang atasan, sehingga mereka dibawah dua jalur wewenang atau dengan kata lain mempunyai dua rantai perintah, yang satu secara vertikal bersifat fungsional, sedangkan yang lainnya secara horisontal yang berasal dari perintah pimpinan proyek. Bila kedua jalur perintah ini digabungkan, akan terlihat bentuk sebuah matriks, sehingga disebut Organisasi Matriks.
C.
Penilaian Kinerja Manajemen
Analisis
terhadap penilaian kinerja manajer dilaksanakan untuk mengetahui apakah program
untuk menilai kinerja manajemen telah ada dan dijalankan dengan efektif. Untuk
itu auditor harus memperoleh keyakinan yang memadai mengenai program penilaian
kinerja manajer agar program penilaian kinerja tersebut memungkinkan untuk
perkembangan bagi manajer yang produktif, penilaiannya wajar dan adil serta
apakah para manajer puas dengan program tersebut. Dalam penilaian kinerja
manajer ada tiga hal penting yang harus ada, yaitu : kriteria, hasil aktual dan
standar. Tidak sebagaimana penilaian kinerja karyawan biasa yang standarnya
merupakan hasil penelitian tertentu, maka standar bagi penilaian kinerja
manajer adalah berhasil atau tidaknya sasaran perusahaan yang dibebankan
kepadanya. Jadi Unsur penilaian kinerja manajer adalah :
a.
Kriteria yaitu keberhasilan mencapai tujuan sasaran unit yang menjadi tanggung
jawabnya
b.
Hasil aktual adalah berhasil atau tidaknya manajer mencapai sasaran unit kerja
dibawahnya
c.
Standar adalah hasil aktual mencapai sasaran.
Ukuran
keberhasilan seorang manajer adalah ketika hasil aktual dari unitnya mencapai
sasaran yang dibebankan kepadanya. Sedangkan bila tidak berhasil, maka sejauh
mana ketidakberhasilan itu menjadi ukuran penilaian kinerja ketidakberhasilan
manajer.
Tiga
aspek yang bermuara pada kinerja manajerial yang menjadi sasaran penilaian
auditor adalah :
1.
Kemampuan manajer memainkan pernannya secara efektif, misalnya peranannya selaku
atasan, peranannya yang bersifat informasional yaitu mengendalikan informasi
dalam perusahaan, dan peranannya selaku juru bicara perusahaan yang mewakili
perusahaan dalam menghadapi berbagai pihak diluar perusahaan seperti instansi
pemerintah, asosiasi perusahaan sejenis, penyandang dana, dan pihak-pihak
lainnya.
Peranan
itu dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang :
a.
Rencana kerja perusahaan
b.
Kebijakan yang sudah ditetapkan, sedang ditempuh dan akan dirumuskan di masa
depan
c.
Situasi yang dihadapi oleh perusahaan
d.
Kondisi yang diperkirakan akan dihadapi dimasa mendatang
e.
Hasil-hasil yang telah diraih
2.
Ketangguhan manajemen menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial.
Keterampilan
memimpin perusahaan yang dihadapkan kepada berbagai tantangan, baik yang
sifatnya eksternal maupun internal.
SIMPULAN
ANALISIS
Dari
analisis manajemen secara umum diatas auditor harus memperoleh keyakinan yang
memadai tentang :
1.
Efektivitas manajemen secara umum dalam mengelola sumber daya yang ada dalam
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
2.
Adanya perencanaan yang memadai atau tidak.
3.
Anggaran yang disusun adalah anggaran yang realistis, fleksibel dan terpantau
dengan baik
4.
Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang efektif dan deskripsi yang
jelas atau belum.
5.
Program penilaian kinerja manajer telah berjalan baik dan memungkinkan
memberikan umpan balik yang memadai atau tidak.
6.
Secara keseluruhan apakah manajemen telah mencapai sasaran perusahaan atau
tidak. Dan bila sasaran tidak tercapai, penyebabnya dapat diidentifikasi dengan
baik atau tidak.
0 Response to " CONTOH ANALISIS LANJUTAN"
Post a Comment